Yuk Kenalan, Ini Bus Bertenaga Listrik Pertama Indonesia

Yuk, berkenalan dengan E-Inobus, bus bertenaga listrik pertama di Indonesia yang sudah dipesan sebanyak 360 unit oleh Kongo.

Bus yang diklaim ramah lingkungan ini diproduksi oleh PT Industri Kereta Api (PT INKA Persero) yang bekerja sama dengan Piala Mas dari Malang sebagai mitra desain bodi bus. Sedangkan Tron-E dari Taiwan sebagai mitra pembuat baterai bus dan drive train. Ingin tahu lebih jauh mengenai E-Inobus? Simak informasi berikut!

Bus Bertenaga Llistrik Sudah Memasuki Tahap Uji Coba

Pengujian E-Inobus tengah berlangsung. Ini adalah proses wajib sebelum bus bertenaga listrik ini bisa diproduksi secara massal.

Adapun proses pengujian ini ada dua, yakni pra-pengujian operasional selama dua minggu dan uji operasional yang dilakukan tiga bulan. Pengujian terhitung sejak 23 Desember 2020 sampai dengan 6 April 2021.

Pra-pengujian operasional telah dilakukan di Surabaya. Sedangkan pengujian operasional dilakukan di Ibu Kota dengan menggandeng Transjakarta. E-Inobus akan berkeliling di rute operasional Transjakarta.

Bahkan sebelum itu, pengujian di jalan umum dan tol Madiun–Caruban telah dilakukan pada 19 Oktober 2020. Pengetesan tersebut disaksikan secara langsung oleh Budi Noviantoro, Direktur Utama PT INKA.

Tujuan serangkain pengujian ini adalah untuk mengetahui serta evaluasi mengenai performa dari komponen bus, mulai dari baterai bus, motor mesin, dan sebagainya.

Viral :   Jenis-Jenis Truk Besar yang Ada di Indonesia

E-Inobus Telah Lulus Uji

Pada 13 Agustus 2020, bus bertenaga listrik pertama di Indonesia ini telah melakukan uji landasan dan lulus. Pada tanggal 10 September 2021, E-Inobus mendapatkan SUT (Sertifikat Uji Tipe) kendaraan dari BPLJSKB atau Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor di Cibitung, Jawa Barat.

Spesifikasi dan Kemampuan E-Inobus

Bus listrik E-Inobus termasuk dalam kategori bus medium dengan lebar 2.5 meter dan panjang 8 meter. Waktu pengisian daya yang dibutuhkan adalah 3–4 jam untuk dapat terisi penuh. Tingkat kebisingannya pun lebih baik daripada bus diesel, yakni sebesar 71 dB dari 85 dB.

Kendaraan ramah lingkungan ini diklaim cocok sebagai angkutan umum di kota besar yang menerapkan sistem kota pintar atau smart city. Karena tidak membuang gas yang membabkan polusi, bus ini jelas lebih ramah lingkungan.

Adapun jarak yang bisa ditempuh dalam sekali pengisian daya adalah 200 km. Kecepatan maksimal mencapai 90 km/jam. Dalam sekali jalan, bus ini dapat mengangkut sampai dengan 16 penumpang.

Selain ramah lingkungan, keunggulan lain dari E-Inobus dibanding bus bertenaga diesel adalah hemat bahan bakar sampai dengan 58%. Dari hasil uji lintas yang telah dilakukan, baik dalam kota maupun luar kota (melalui tol), PT INKA mencatat hasil pemakaian rata-rata dengan total jarak 122 km adalah 1.4 km/kwh.

Viral :   5 Mobil Pick Up Terbaik untuk Menunjang Usaha Anda

Sehingga didapati perhitungan biaya operasional untuk perkilometernya bisa dihitung Rp 1.650,00 x 0.71 = Rp 1.171. Artinya E-Inobus hanya memakan biaya sebesar Rp 1.171 untuk menempuh jarak 1 km. Sangat irit bukan?

Biaya Pemeliharaan

Gambarannya begini. Bus diesel pada umumnya menempuh jarak 3 km/liter. Untuk harga solar saat ini adalah Rp 9.500 per liter. Jadi perhitungannya adalah 0.3 x Rp 9.500 = Rp 2.850. artinya bus bermesin diesel mengeluarkan biaya sebesar Rp 2.850 setiap 1 km.

Pada tahun 2018 di Serbia, Maintenance Forum pernah menyampaikan bahwa biaya pemeliharaan bus listrik lebih efisien 49% dibanding bus diesel.

Kedua kendaraan berbeda bahan bakar tersebut dijalankan sejauh 250 km perhari. Hasil dari biaya pemeliharaan bus berbahan bakar solar mencapai Rp 6.7 juta, sedang bus elektrik hanya Rp 3.4 juta.

Nah, itulah rangkuman seputar E-Inobus. PT INKA dan kita, sebagai masyarakat Indonesia, tentunya berharap bahwa bus bertenaga listrik ini bisa diterima pasar untuk kemudian dapat diproduksi secara massal. Dengan begitu, kebutuhan transportasi umum yang ramah lingkungan dapat terpenuhi.