sistem transmisi sepeda motor merubah kecepatan putar poros yang tinggi menjadi lebih rendah maupun sebaliknya yakni merubah kecepatan rendah menjadi lebih tinggi dan juga bertenaga. Sistem ini berfungsi untuk merekayasa torsi serta putaran sebelum putaran tersebut dikonversikan untuk menggerakkan roda sepeda motor.
Tenaga maupun kecepatan putaran dari kruk as yang dihasilkan oleh gerakan translansi naik turunnya piston yang akan dirubah menjadi lebih besar maupun lebih kecil lewat sistem transmisi berdasarkan pengkondisian serta jalan yang dilalui. Pada sepeda motor manual, perubahan kecepatan putar dilakukan oleh pemindahan gigi yang dioperasikan menggunakan kaki pada tuas persneling. Pemindahan gigi ini terdapat dalam gearbox. Dimana gearbox sendiri terdiri dari 3nhingga 6 gigi percepatan maju ditambah 1 gigi mundur atau dengan kata lain gigi-gigi kecil dan juga gigi-gigi besar yang sama-sama berfungsi untuk menginput maupun output dalam mengecilkan serta memperbesar putaran. Gear ini juga ada yang bekerja bebas yakni gear bebeas dan ada juga yqng bekerja tetap yakni gear geser (gear ini bekerja serta bisa bergeser berdasarkan kinerja transmisi yang diperlukan).
Pada model sepeda motor matic biasanya memakai transmisi otomatis CVT. Dimana transmisi ini memakai dua buah roda gigi yang mempunyai diameter bervariasi yang disambungkan melalui belt. Kedua roda gigi ini masing-masing mempunyai kegunaan sebagai roda gigi penggerak dan juga yang digerakkan. Atau dengan kata lain kedua roda gigi ini sewaktu-waktu bisa berubah membesar maupun mengecil atau bahkan sebaliknya sehingga perubahan kecepatan putaran kendaraan akan tetap dan selalu stabil meskipun ketika mesin dalam keadaan mati.
Perawatan pada Sistem Transmisi Sepeda Motor
Perawatan pada sistem transmisi ini baik paa manual maupun otomatis (CVT) bisa dilakukan dengan memeriksa pelumasan komponen-komponen transmisi. Hal ini tentu sangat penting mengingat sistem ini berupa roda roda gigi yang tersusun secara rapat serta saling bergesekan ketika terjadinya perubahan tenaga dan juga perputaran. Sebaiknya gunakan minyak pelumas dengan viskosutas yang pas dengan standarnya.
Selanjutnya, periksa kinerja sistem transmisi apakah masih bisa bekerja dengan baik ataukah sebaliknya, lakukan analisis gangguan maupun gejala kerusakan-kerusakan yang terjadi sehingga anda dapar segera melakukan perbaikan. Analisis gangguan maupun gejala kerusakan bisa diketahui dengan melakukan pengecekan taap awal yakni dengan mengendarai kendaraan tersebut.
Umumnya gejala kerusakan yang sering kali terjadi adalah pada sepeda motor manual, misalnya gigi transmisi sulit dipindahkan karena penyetelan kopling yang kurang tepat, timbul suara berisik karena komponen transmisi yang aus seperti bantalan transmsi serta beberapa kerusakan lainnya sehingga wajib dilakukan perbaikan.
Sedangkan pada motor matic yang mengusung transmisi otomatis (CVT), keduanya perlu dilakukan pemeriksaaan secara rinci di setiap komponen-komponennya. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui serta menganalisis detail gejala kerusakan sehingga segera ditangani lebih lanjut. Proses perbaikan bisa dilakukan dengan pembongkaran serta penyetelan ulang, penggantian perangkat yang rusak fatal dan juga penggantian oli viskositas yang sesuai. Jangan lupa lakukan setiap proses pembongkran maupun perbaikan esuai denan manual book dan juga standar yang dibutuhkan.
Adapun salah satu metode untuk mendesain sistem transmisi sepeda motor ialah dengan memakai software FEA atau Finite Element Alaysis untuk mendapatkan data-data beruapa deformasi dari sistem transmisi itu sendiri. Sementara untuk menganalisis dinamika maupun gerakannya, software yang paling sering dipalai adalah MDB atau Multi Body Dynamics yang sering dipakai sebagai standar industri adalah ADAMS.