Prospek mobil listrik di Indonesia yang semakin menggeliat membuat industri bahan baku baterai mobil listrik juga tak kalah potensial. Pabrik pembuatan bahan baku baterai untuk mobil listrik sebenarnya sudah ada di Indonesia, tetapi baru satu, Yaitu di Kawasi, Obi, Pulau Halmahera Selatan. Pabrik pembuatan bahan baku baterai mobil listrik ini merupakan besutan Harita Nickel.
Peluang akan bahan baku dari mobil listrik ini begitu besar. Dengan melihat perkembangan teknologi mobil listrik yang makin canggih dan tren penggunaan mobil listrik di Indonesia, pembuatan baterai mobil listrik nantinya akan menjadi industri masa depan. Apa sajakah peluang di bidang penyediaan bahan baku mobil listrik? Berikut ulasannya.
Peluang Penyedia Bahan Baku Baterai Mobil Listrik
Pabrik bahan baku baterai mobil listrik dikabarkan akan memasuki tahap konstruksi pada akhir tahun 2020 silam. Tentu saja perencanaan pembuatan pabrik tersebut sudah benar-benar memperhitungkan peluangnya yang begitu menarik.
Nilai Investasi Besar
Industri potensial ini dinilai memiliki prospek masa depan yang sangat baik wajar jika nilai investasinya juga cukup besar. Selain itu, tenaga profesional yang dibutuhkan juga tidak sedikit.
Pembuatan pabrik bahan baku baterai mobil listrik di Maluku ini menghabiskan total investasi hingga Rp14 triliun. Meskipun total investasinya terbilang besar, kita patut berbangga karena mayoritas pemegang sahamnya adalah warga negara Indonesia.
Memiliki Komitmen Awal
Selain nilai investasinya yang besar, Harita Nickel selaku penggagas mobil listrik ini juga memiliki komitmen awal dalam mewujudkannya. Perusahaan tersebut bahkan telah memiliki smelter dan telah beroperasi sejak tahun 2016. Hal tersebut merupakan salah satu dukungan terhadap hilirisasi hindustri pertambangan.
Teknologi pengolahan serta pemurnian mineral dengan proses hidrometalurgi tentu sangat menguntungkan. Alhasil, dengan komitmen tersebut, pabrik pembuatan baterai mobil listrik digadang-gadang akan sukses serta sangat menguntungkan dalam hal konversi sumber daya alam.
Meningkatkan Nilai Tambah Nikel
Sebagai bahan baku untuk pembuatan baterai, tentu saja adanya pabrik pembuatan baterai mobil listrik di Indonesia akan sangat menguntungkan. Salah satunya adalah dapat meningkatkan nilai tambah nikel. Saat ini, smelter yang dimiliki Indonesia mampu menyerap kadar nikel dalam skala tinggi, yaitu 1,7 ke atas.
Sedangkan dalam proses hidrometalurgi untuk membuat baterai, nikel yang digunakan kadarnya rendah, dibawah 1,7. Namun, dengan adanya teknologi High Presure Acid Leach yang dimiliki Harita Nickel, bahan tambang ini memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.
Konversi Mineral untuk Menambah Umur Tambang
Dengan kadar nikel rendah yang dapat diolah lagi, nilai ekonomis dari bahan tambang tersebut juga akan meningkat. Kadar nikel rendah yang selama ini dibuang dapat diolah dengan cara dimurnikan menggunakan teknologi terbaru. Adanya konversi mineral ini tentu berujung pada umur tambang yang makin panjang.
Singkatnya, teknologi ramah lingkungan dengan mengolah bahan tidak terpakai akan memberikan dampak serta peluang positif untuk masa depan. Mengingat saat ini cadangan nikel kadar rendah begitu banyak di Indonesia, kesempatan untuk membuat pabrik bahan baku untuk baterai mobil listrik tentu sangat tinggi.
Penguatan Ekonomi
Selain menambah nilai ekonomis bahan baku, keberadaan pabrik juga berdampak pada penguatan ekonomi lokal dan usaha-usaha sampingan sekitarnya. Misalnya saja berdampak pada peningkatan pendapatan asli daerah, penyerapan tenaga kerja, dan berbagai dampak positif lainnya.
Sebagai informasi, saat ini Maluku Utara memiliki Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp433 miliar. Diharapkan jika industri pembuatan bahan baku untuk baterai mobil listrik berjalan, pendapatan asli daerah akan meningkat dan menarik banyak investor.
Itu dia beberapa hal yang menjadi peluang tersendiri untuk industri bahan baku baterai mobil listrik di Indonesia. Semoga bermanfaat dan semakin menambah informasi mengenai industri potensial di Indonesia.