Mobil Listrik BEV (Battery Electric Vehicle) Teknologi Ramah Lingkungan

Mobil Listrik BEV (Battery Electric Vehicle) Teknologi Ramah Lingkungan – Saat ini teknologi mobil listrik BEV (battery electric vehicle) merupakan terobosan kendaraan paling ramah lingkungan. Sebuah solusi paling bijak bagi kondisi alam yang semakin tercemar. Dengan adanya teknologi ini konsumsi bahan bakar fosil juga dapat ditekan penggunaannya.

Dibandingkan dengan pertama kali diluncurkan, sekarang teknologi baterai pada mobil sudah jauh lebih canggih. Dari segi daya tahan dan kapasitas tentu saja sudah mengalahkan bahan bakar konvensional. Seseorang juga dapat melakukan pengisian bahan bakar secara lebih efisien dan cepat.

Pengguna kendaraan mobil listrik BEV juga tidak perlu mengisi tenaga pada stasiun pengisian energi seperti dulu. Sekarang listrik rumahan sudah bisa digunakan untuk mengisi daya baterai mobil. Jadi fleksibilitasnya jauh lebih tinggi, dibandingkan mobil konvensional yang masih mengandalkan SPBU untuk mengisi bahan bakar.

Apabila kamu ingin memiliki kendaraan berbasis BEV sebaiknya ketahui bagaimana prinsip kerjanya. Dengan mengetahui secara detail maka kamu bisa memberikan perawatan dan memanfaatkan kendaraan lebih optimal. Berikut ini adalah yang perlu kamu pahami dari kendaraan berbasis baterai penuh.

Mobil Listrik BEV (Battery Electric Vehicle) Teknologi Ramah Lingkungan

  • Prinsip Dasar Mobil Listrik BEV (Battery Electric Vehicle)

Pemahaman paling mudah dari BEV bisa kamu samakan seperti sebuah mobil mainan. Jadi kendaraan tersebut menggunakan daya baterai untuk menggerakkan mesin. Tentu kapasitas dan daya baterai yang digunakan jauh lebih besar dari mobil mainan. Untuk itu pengguna juga harus lebih teliti dalam merawatnya.

Viral :   Honda Perkenalkan Prologue, SUV Elektrik Yang Menggunakan GM Gear Tahun 2024

Bagian terpenting dari mobil BEV tentu saja battery pack karena itu adalah nyawa dari kendaraan. Tanpa battery pack kendaraan BEV tidak akan dapat berjalan karena tidak memiliki sumber energi. Daya baterai digunakan langsung untuk menggerakkan motor tenaga listrik yang dipasang pada kendaraan.

Efisiensi dari mobil listrik BEV (battery electric Vehicle) termasuk sangat tinggi. Namun sayangnya persentase efisiensinya tidak setinggi FCEV. Dengan persentase efisiensi total 40 persen mobil bertenaga baterai penuh dua kali lipat lebih efisien dibandingkan kendaraan konvensional berbahan bakar fosil.

Oleh karena itu jarak tempuh dari mobil juga dua kali lebih jauh dibandingkan kendaraan konvensional. Para pengguna saat ini semakin dimudahkan dengan menggunakan kendaraan berbasis baterai. Hal ini karena pengguna tidak perlu mengandalkan SPBU karena listrik rumahan dan panel surya dapat digunakan untuk mengisi daya.

Komputasi pada perangkat kendaraan juga lebih futuristik dan aman dibandingkan kendaraan konvensional. Oleh karena itu pengguna dapat berkendara lebih aman saat berada di jalanan. Belum lagi dengan dukungan kemudi AI yang mempermudah pengguna saat berkendara.

Apalagi mobil keluaran terbaru dari pabrikan besar saat ini rata-rata sudah menggunakan kendali kemudi AI. Dengan dukungan teknologi kecerdasan buatan tersebut bahkan pengemudi dapat tidur saat berkendara (hal ini tidak disarankan). Tentunya perjalanan setiap hari akan terasa mudah menggunakan dukungan tersebut.

  • Mitos dan Fakta Mobil Listrik BEV (Battery Electric Vehicle)

Karena masih jarang digunakan di Indonesia tentunya banyak mitos yang beredar di masyarakat mengenai kendaraan futuristik ini. Salah satu yang paling sering beredar adalah mobil baterai lebih mudah meledak saat cuaca panas. Tentu saja hal ini tidak benar karena manufakturing kendaraan sudah melalui pengujian.

Viral :   Setelah Kebakaran, GM Peringatkan Pemilik Mobil Listrik Chevrolet Bolt 2017-2019 Tertentu Untuk Tidak Parkir Di Garasi

Secara teori memang panas dapat mengakibatkan baterai pada mobil listrik meledak. Namun sayangnya cuaca panas di Indonesia saja tidak cukup untuk meledakkan sebuah paket baterai dari mobil. Bahkan ketika paket baterai kendaraan dilepas dan dibiarkan di terik matahari tidak akan meledak.

Hal ini dipengaruhi karena teknologi insulasi panas pada baterai sudah jauh berkembang. Mungkin mobil prototype awal masih mungkin meledak pada suhu cuaca tertentu. Namun teknologi baterai saat ini jauh lebih kuat. Bahkan dibutuhkan suhu 10 kali lebih panas dari cuaca Indonesia untuk meledakkan sebuah baterai.

Pada saat digunakan berkendara baterai juga memiliki sistem pendingin modern. Artinya baterai tidak akan bekerja sepenuhnya 100 persen pada saat perjalanan. Terdapat idle element pada paket baterai yang digunakan secara bergantian. Jadi panas pada komponen ini dapat dimitigasi secara efektif.

Terdapat juga sistem keamanan yang mampu mendeteksi daya kritis baterai. Artinya pada saat sebuah elemen baterai mengalami failure maka sistem secara otomatis mematikan elemen tersebut. Kemudian pada panel kemudi akan muncul notifikasi untuk penggantian elemen yang rusak.

Pada saat semua sistem keamanan tersebut gagal masih ada perlindungan terakhir yaitu emergency shut down. Pada saat baterai kendaraan berada pada posisi kritis dan memiliki potensi meledak secara otomatis mobil akan mati. Inilah mengapa mobil Listrik BEV (battery electric vehicle) sangat aman digunakan.