Mobil listrik Autopilot mulai banyak dilirik masyarakat. Nama Autopilot yang dimiliki membuat beberapa orang menganggapnya sebagai kendaraan yang tidak membutuhkan pengemudi. Pernyataan tersebut sebenarnya salah. Kendaraan tanpa pengemudi sendiri memiliki nama autonomous. Ini memang menjadi harapan kebanyakan orang.
Dengan teknologi autonomous, menggunakan mobil sudah tidak perlu lagi membutuhkan bantuan supir. Bahkan, mobil autonomous memungkinkan seseorang untuk tidur ketika sedang berada di dalam perjalanan. Ini tentu membuat waktu istirahat menjadi lebih banyak. Namun, terdapat kesalahan yang sering dilakukan orang-orang.
Kondisi tersebut tidak sepenuhnya bisa dilakukan dalam mobil listrik Autopilot. Memang, karakteristiknya memiliki sedikit kemiripan dengan jenis autonomous. Namun, terdapat perbedaan signifikan antara keduanya apabila seseorang sudah mengenal lebih jauh. Untuk itu, mari mengenal lebih jauh mengenai kendaraan ini.
Ciri Pada Teknologi dan Sistem Kemudinya
Untuk mengenai apa itu teknologi Autopilot, mari mulai dari cara berkendaranya. Kendaraan jenis ini mengusung konsep self driving. Dengan itu, pengendara masih dibutuhkan. Hanya saja, konsep self driving disini sangat mirip dengan yang terlihat pada pesawat terbang. Ketika memakai kendaraan Autopilot, perhatian penuh kepada kemudi tidak perlu diberikan.
Itu karena, kendaraan akan mengikuti perintah dari pengendara untuk beberapa waktu ke depan. Namun intinya, perintah dari pengendara perlu terus diberikan hingga sampai ke tempat tujuan. Dengan diperlukannya pengendara, sistem kemudi kendaraan ini memiliki ciri khusus. Pengendara sendiri memiliki fungsi utama sebagai penghidup mesin.
Jika tidak dinyalakan oleh pengendara, mesin mobil listrik Autopilot tidak akan menyala. Selain menyalakan mesin, mematikannya juga perlu dilakukan oleh pengendara. Selain itu, kendali kemudi standar seperti pada kendaraan konvensional juga disediakan. Dengan disediakannya kemudi normal, pengendara bisa mengambil alih ketika terjadi kondisi darurat.
Selain itu, permasalahan dari kendaraan semacam ini terletak pada sensornya yang sering mati. Jika kemudi tidak ada, sulit untuk melakukan kontrol terhadap kendaraan ketika sensornya mati. Dengan menggunakan tipe Autopilot, permasalahan tersebut bisa diatasi karena kemudinya bisa berfungsi normal layaknya kendaraan biasa.
Ciri Pada Sensor, Tingkat Keamanan, dan Risikonya
Untuk sensornya sendiri, mobil Autopilot sudah menggunakan teknologi kamera berkualitas tinggi. Dengan keberadaan kamera tersebut, kendaraan bisa menggantikan fungsi dari mata manusia. Ketika menyala, sensor tersebut akan bereaksi terhadap objek yang berada di sekitarnya. Inilah alasan utama mengapa pengereman otomatis dan penambahan kecepatan bisa dilakukan dengan sendirinya.
Sensor ini sendiri sebenarnya menyala dengan bantuan sinar laser. Sinar laser tersebut akan disebarkan dan memantul kembali ketika mengenai objek. Dengan itu, kendaraan bisa mengetahui bahwa ada sesuatu di depannya. Tingkat keamanan mobil listrik Autopilot sendiri terbilang sangat tinggi.
Itu karena, keberadaan pengemudi sebagai pemantau tetap ada. Dengan itu, kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan menjadi lebih kecil. Dengan tingkat keamanan tersebut, beberapa orang menganggap kendaraan ini sudah bisa digunakan oleh orang dari semua kalangan. Intinya, mobil ini sudah bisa digunakan asalkan kondisi jalannya baik.
Contoh Mobil Autopilot Biasanya Keluaran Tesla
Sebenarnya, tidak semua mobil listrik Autopilot merupakan keluaran tesla. Masih ada beberapa pabrikan lain yang mengeluarkannya. Namun, produk keluaran tesla memang berjumlah paling banyak. Salah satu produk terpopulernya adalah Tesla Model 3. Kendaraan ini merupakan jenis sedang dan bisa didapatkan dengan harga 50 ribu USD.
Di Indonesia sendiri, Tesla Model 3 memang belum keluar. Jika dilihat dari luar, kendaraan ini nampak sangat sederhana. Namun walaupun sederhana, bagian dalamnya nampak indah dan memuaskan ketika dilihat. Jenis Selanjutnya adalah Tesla Model S P100D. Kualitas kendaraan ini dapat dikatakan berada satu tingkat lebih tinggi dibanding tesla model 3.
Harganya saja mencapai 85 ribu USD. Kapasitas baterainya mencapai 100 kWh. Selain itu, akselerasi dari 0 hingga 100 km bisa dilakukan hanya dengan waktu kurang dari 3 detik. Ketika digunakan, bagian dalamnya juga sangat nyaman. Kelebihan lainnya mungkin terletak pada kondisi rendah emisi. Dengan itu, penggunaannya menjadi sangat ramah lingkungan.
Di Indonesia, kendaraan tipe ini memang belum begitu terkenal. Itu karena, infrastruktur di Indonesia rasanya masih belum mumpuni untuk kendaraan semacam ini. Kalaupun mau diterapkan, hanya beberapa kota besar saja yang rasanya bisa menggunakan kendaraan ini. Mungkin beberapa tahun ke depan, mobil listrik Autopilot bisa lebih populer di Indonesia.