Pada tahun – tahun awal kemunculan motor matic di Indonesia, Yamaha Mio Smile menjadi salah satu pionir dalam mengembangkan teknologi transmisi otomatis ini. Awalnya model ini memiliki desain yang sedikit berbeda dengan lampu di bagian stank sedangkan sein di bagian body, tetapi beberapa tahun kemudian di ubah semuanya pada body.
Perubahan tersebut memberikan bentuk unik pada sisi depannya. Antara lampu utama, dan sein sekarang menyatu membentuk huruf U lebar. Sehingga seperti sebuah senyuman. Bentuk unik dan atraktif inilah yang menjadikannya memiliki julukan sebagai “smile” atau “wajah yang tersenyum”. Tentunya ini sesuai mottonya untuk menghadirkan kendaraan yang ramah.
Kini seri smile sudah jarang lagi ditemukan di jalanan, karena Yamaha telah menarik produksinya untuk Indonesia. Beberapa model baru seperti Mio J, M3, dan sebagainya telah menggantikannya. Terlebih teknologinya yang belum injeksi menjadi salah satu pendorongnya. Tetapi siapa sangka, ternyata popularitas dan permintaannya masih tetap naik.
Performa Baik Namun Masih Dinilai Boros
Salah satu keunggulan dan penyebab motor Mio Smile ini populer adalah kekuatannya dalam melaju di jalanan. Mesinnya sendiri sudah mengadopsi SOHC dengan 4 langkah. Dengan kapasitasnya sendiri mencapai 110 cc. Cukup kuat untuk ukuran motor matik generasi pertama yang masuk ke Indonesia.
Mesin jenis tersebut memungkinkan menghasilkan daya atau energi maksimal lumayan besar yaitu sekitar 8000 rmp dengan torsi maksimal mencapai 7000 rpm. Tidak perlu khawatir penggunaan dalam waktu lama, karena dalam permesinannya telah dilengkapi oleh pendingin udara. Sehingga perjalanan jauh pun tetap terasa nyaman dan aman.
Salah satu kelemahannya adalah sistem suplai bahan bakarnya. Dibandingkan dengan model Mio terbaru, model lama ini masih menggunakan sistem karburator. Sistem tersebut cukup menguras banyak energi serta efisiensinya cukup rendah. Karenanya banyak orang mengeluhkan berkendara menggunakannya harus sering mengisi bensin setiap kali berkendara.
Untuk menyalakan mesin disediakan dua pilihan yaitu stater elektrik dan stater kaki. Cukup memudahkan dalam menghidupkan kendaraan. Tetapi kekurangannya terletak pada belum dilengkapinya sekring pengaman pada standarnya. Sehingga meskipun standar belum diangkat, mesin tetap bisa dinyalakan. Cukup berbahaya karena bisa menyebabkan pengendaranya terjatuh.
Desainnya yang Unik dan Sporty
Motor matic Mio Smile memang awalnya di desain serta ditujukan untuk menarik pengendara wanita. Berbagai bentuk, ukuran, serta penampilannya disesuaikan dengan kebutuhan serta kenyamanannya ketika dipakai oleh wanita. Terlebih saat itu tidak hanya laki – laki saja yang memiliki kebutuhan untuk mobile dalam waktu singkat dan murah.
Salah satu cirinya adalah ukuran mungilnya. Detail dimensinya adalah 1820 x 6750 x 1050 mm. Cukup kecil serta mungil dibandingkan motor manual ataupun keluaran perusahaan sebelahnya. Selain itu desain rangkanya juga cukup ringan, sehingga mudah dikendarai semua orang. Tidak heran apabila di awal sangat diminati.
Meskipun awalnya di desain untuk wanita, tetapi beragam coraknya juga disesuaikan pengendara laki – laki. Mulai dari corak bodynya yang terkesan tegas dan berbagai variasi pilihan warnanya. Terlebih lagi dengan lampunya yang unik cukup mampu menarik perhatian banyak orang. Beberapa bagiannya dibentuk melancip untuk menampilkan kesan sporty.
Cocok untuk Koleksi Para Kolektor
Meskipun sudah tidak diproduksi, motor Mio Smile memiliki sejarah serta pengaruh penting dalam perkembangan otomotif di Indonesia. Pengaruh tersebut yang menjadikannya masih tetap memiliki peminatnya. Tetapi berbeda dengan Indonesia yang sudah menurun, di Filipina saat ini juga masih banyak dicari atau termasuk populer.
Tentunya ketika memutuskan untuk membelinya atau memilikinya di masa saat ini harus mempertimbangkan kegunaannya juga. Sangat tidak mungkin apabila memilihnya dengan keinginan menggunakannya sehari – hari, karena sistemnya yang mulai out of date. Terlebih sistem karburator untuk suplai bahan bakarnya cukup memboroskan.
Salah satu keunggulan memilikinya atau mendapatkannya di tahun 2021 ini adalah menjadikan sebagai bahan koleksi. Sebagai bukti serta dokumentasi akan motor lawas yang sudah menemani perkembangan industri motor. Sehingga tidak hanya memiliki nilai estetis, tetapi juga memiliki nilai historis bagi para kolektornya.
Terkadang teknologi meskipun berkembang dengan cepat atau memiliki versi terbarunya, masyarakat masih merindukan versi sebelumnya. Termasuk juga dalam urusan memilih kendaraan bermotor. Terkadang kecepatan, harga, dan tahun terbit tidak menjadi masalah. Justru nilai historis atau kecintaannya mendorong memiliki Mio Smile sebagai koleksi.